Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh: Harkafin Mahawira, S.T., Gr.

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh.

Rasa syukur saya bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam bagian agen perubahan guru penggerak. Awalnya saya bingung dan ragu dalam menyikapi tentang mengapa saya harus ikut guru penggerak? Nah ternyata diluar dugaan, saya bisa bertemu dengan para fasilitator yang luar biasa dan pendamping praktik yang baik serta rekan guru penggerak lainnya yang begitu semangat dalam menggali ilmu tentang betapa pentingnya peranan guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang biasanya saya lakukan dengan terburu-buru ternyata tidak menjamin ketepatan dan manfaat dari hasil keputusan tersebut. Saya merasa kebingungan bagaimana caranya agar saya bisa berani dalam pengambilan keputusan? Pertanyaan ini terjawab sudah dalam pembelajaran yang sangat luar biasa dari program guru penggerak. Rasa syukur saya begitu besar karena kesempatan bisa diterima dalam agen perubahan guru penggerak ini memberikan perubahan yang besar pada saya yaitu lebih tertata dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan ini saya menerapkan 9 tahapan yaitu diantaranya:

  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  4. Pengujian benar atau salah. (Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Publikasi, Uji Panutan/Idola.)
  5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. (Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term))
  6. Melakukan Prinsip Resolusi. (Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking))
  7. Investigasi Opsi Trilema.
  8. Buat Keputusan.
  9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

Hmmm awalnya melihat tahapan diatas saya merasa kebingungan dan merasa terlalu banyak tahapannya. Akan tetapi setelah saya coba mempraktikkannya ternyata kebingungan ini menjadi menyenangkan karena saya mulai mampu memahami betapa pentingnya tahapan diatas harus saya lakukan agar keputusan yang saya ambil benar-benar berdampak positif dan memberikan hasil yang baik demi kemajuan dan kepentingan peserta didik.

Pada tahapan pengujian benar lawan benar atau dikenal dengan istilah dilema etika merupakan hal yang membuat saya begitu menguras tenaga dan pikiran karena saya bertanya-tanya apakah saya bisa dengan bijak mengambil keputusan? dan ternyata saya benar -benar mendapatkan dilema yaitu diposisikan pada 2 hal yang sama-sama benar dan saya harus mengambil keputusan yang bijaksana dengan mempertimbangkan paradigma yang biasanya bertentangan dengan kebenaran.

Selain pada paradigma dilema etika, terdapat juga prinsip resolusi yang membuat saya mempunyai pedoman prinsip dalam pengambilan keputusan agar menjadi bahan pertimbangan dari dilema etika yang saya rasakan. Prinsip resolusi sering saya temui dalam kehidupan sehari-hari yaitu salah satunya tentang berpikir berbasis rasa peduli. Saya termasuk tipekal karakter yang melankolis dimana mengedepankan rasa peduli sebagai bahan pertimbangan sehingga sering sekali saya menemui dilema etika dan melakukan prinsip resolusi yang sesuai dengan kondisi.

Selain dari dilema etika dan prinsip resolusi, ada juga hal yang menarik yang saya pahami dalam pengambian keputusan ini yaitu apakah ada cara lain dari keputusan yang akan diambil? ahaaaaa ternyata ada istilahnya investigasi opsi trilema. Investigasi opsi trilema ini memberikan jalan keluar yang ketiga yang terkadang menjadi solusi terbaik dari dua pilihan yang ada. sungguh membuat saya lebih tertarik dan senang ada banyak solusi dalam hal ini.

sempat terpikirkan dibenak saya tentang apa rencana saya kedepan? hmm saya mempunyai rencana kedepan yaitu akan mempraktekkan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari serta mengajak rekan-rekan guru lain untuk ikut aktif dalam menerapkan pengambilan keputusan dengan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak khususnya tentang pengambilalan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sangat bermanfaa karena banyak perubahan positif yang saya rasakan secara pribadi, dalam hal ini tentang pengambilan keputusan dilema etika. Rencana ini akan saya lakukan mulai hari ini sejak saya menyelesaikan pembahasan tentang konsep pengambilan keputusan.

Semenjak saya memahami konsep dalam pengambilan keputusan, muncul pemikiran baru yaitu pengukuran efektivitas pengambilan keputusan dengan melihat kecepatan waktu pengambilan keputusan dan hasil keputusan yang kita buat.

Dalam pengambilan keputusan ini memaksa saya menerapkan inkuiri apresiasi yaitu siapa ya yang bisa membantu saya nantinya? hmmm muncul jawaban ini dengan dibantu oleh rekan guru saya agar kita bisa berkolaborasi dan berbagi ilmu yang sudah didapat dalam program guru penggerak dan meminta saran dari pendamping praktik serta berkonsultasi kepada fasilitator program guru penggerak.

Besar harapan saya bisa terus belajar dalam bagian agen penggerak ini sampai selesai dan segera menerapkannya dalam lingkungan sekolah dan luar sekolah khusunya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajarn agar ilmu yang saya dapatkan bisa berguna dan membantu mempercepat proses perubahan kearah yang lebih baik lagi untuk kepentingan peserta didik. Saya merasa bersyukur dan senang bisa bertemu dengan orang-orang hebat dalam pembelajar ini. Semoga dengan niat ibadah, saya bisa berbagi dan berbagi kepada rekan guru yang lainya. Saya ucapkan terima kasih banyak guru penggerak dan terus bergerak agar penerus tongkat estafet kita nanti menjadi lebih baik lagi.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *